Jumat, 21 November 2014

Pengalaman dan Realita para Master Catur

Pernah suatu ketika di tahun 2001an saya diajak teman ke warkop di surabaya yg disitu tempat pemain2 catur berkumpul. Bahkan ada masternya juga disitu gelarnya MN (maaf nama tidak sy sebut), menurut daftar yg dirilis Percasi waktu itu peringkatnya 22 dr seluruh pecatur di indonesia.


Yang membuat prihatin, si MN tersebut hidup dlm kondisi pas-pasan. Bahkan ketika sy diajak bermain catur sm dia, teman sy buru2 belikan rokok gudang garam surya 16 dan secangkir kopi. Bener orangnya memang gak minta, tapi kita tahu dirilah klo beliau hidup pas-pasan, toh kita jg diajari. Pada suatu waktu ada turnamen antar master di banyuwangi, dan beliau mendapatkan undangan. Untuk berangkatpun beliau sampe hutang sana-sini. Beliau mengatakan bahwa ini adalah peluang untuk mendapatkan uang banyak. Caranya yaitu jika bertemu dengan pecatur2 papan atas yg peringkatnya diatas beliau (beliau menyebut beberapa nama tp tidak etis klo sy sebut), maka beliau akan sangat semangat sekali utk memenangkan pertandingan. Ketika sdh memasuki babak pertengahan, beliau mengadakan negoisasi, klo di partai itu sekiranya bakal menang, maka dia mengajukan 2-5 juta utk menjual (baca: mengalah) partai itu.

Klo dr analisa situasi ternyata adalah bangunan remis maka dia cuman menawarkan 500.000-1jt rupiah. Yang jadi pertanyaan adalah Apakah pecatur2 yang duduk sekarang di papan atas, mendapatkan peringkatnya dengan membeli partai di turnamen?? Wallahu Alam. Semoga cuman sedikit yg melakukan itu. Apalagi sekarang sdh jaman internet, hasil2 pertandingan dari turnamen antar master bisa ditemui di situs2 catur di internet lengkap dengan notasinya. Semoga semakin maju percaturan di Indonesia. Gens una sumus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar